Jumat, 22 Mei 2009

"Fenomena Future"

" Kampung Bule di Pusat Kota"


Berjalan sekitar 200 meter dari stasiun Tugu,Kita akan menemukan kawasan Sosrowijayan.Sosrowijayan adalah salah satu jalan yang cukup terkenal di kota Jogja.Melihat banyaknya turis atau wisatawan asing yang berkunjung dan menginap di daerah Sosrowijayan,komunitas sosrowijayan yang terdiri dari Sosrowijayan Wetan.Sosrowijayan Kidul,Sosrowijayan Kulon dan Sosrowijayan Lor.Sosrowijayan wetanlah yang kemudian dikenal sebagai kampung turis atau beberapa menyebutnya sebagai kampung Internasional.Kampung Internasional bertujuan untuk meningkatkan nilai jual pariwisata di daerah Sosrowijayan.

Begitu sampai di pertigaan jalan yang yang dinamai berdasarkan penguasanya dulu ini(Sosrowijayan),kita akan disambut oleh sapa ramah pengayuh becak.Biasanya mereka menawarkan kita untuk mencari penginapan,berkeliling ke Malioboro atau membeli bakpia Pathuk karena kampung turis banyak guide yang jika diminta bersedia menggntar kita untuk menunjukan penginapan sesuai keinginan kita.Mereka juga akan bercerita seputar tempat wisata di Yogyakarta.


Jalan ini memang begitu hidup akan aktifitas para wisatawan,terutama dari manca negara yang umumnya ber'backpacking ria ke jogja.Dijalan ini begitu mudah ditemui hotel maupun losmen murah meriah dengan pelayanan dan fasilitas yang cukup memadai.Selain hotel dan losmen yang banyak bertebaran di sepanjang jalan utama,berbagai losmen dengan harga cukup terjangkau juga banyak terdapat di gang-gang perkampungan Sosrowijayan.Selain meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Sosrowijayan kehadiran para wisatawan di kampung Internasional memberikan manfaat positif kepda masyarakat Sosrowijayan mereka mendapatkan pendidikan informal oleh para bule yang mampir do Sosrowijayan.Masyarakat Sosrowijayan mampu menguasai setidaknya 5 bahasa asing antara lain Bahasa Inggris,Prancis.Belanda,Jerman dan Jepang kemampuan ini di dapat karena interaksi mereka dengan para Wisatawan,"ujar Cepe seorang karyawan Cafe Bintang yang berada di Sosrowijayan.Selain itu ada program sharing atau bertukar ilmu yang dilakukan komunitas Sosrowijayan,dimana beberapa orang yang sudah menguasai bahasa asing bisa mengajarkan umurnya kepada yang belum mahir.



Sebagai kampung turis tentu di Sosrowijayan juag terdapat penginapan lain di Prawirotaman,penginapan di kampung ini lebih menyatu dengan penduduk karena banyak terletak di gang.Tentu hal itu memberi kelebihan karena kita bisa berinteraksi dengan penduduk setempat.Namun,jika menginkan penginapan yang lebih privat,kita bisa memilih hotel yang ada di pinggir Jalan Sosrowijayan.Tarif sewa penginapan di kampung terletak di sebelah selatan kawasan Pasar Kembang yang tak jauh berbeda dengan Prawirotaman.

Saat sore sambil bersantai setelah lelah mengelilingi Yogyakarta.kita bisa melihat kehidupan anak-anak Sosrowijayan.Biasanya beberapa anak perempuan bermain lompat atau dolanan bocah lainnya sementara anak laki-laki sekedar bercakap di salah satu rumah.Sementara remaja kampung ini banyak yang duduk santai sambil bermain gitar dengan menyanyikan lagu-lagu hits.Remaja yang juga tergabung dalam Komunitas Seni Malioboro kadang berpentas ketika ada acara tertentu,misalnya Ulang Tahun Yogyakarta.

Layanan jasa wisata juga dengan mudah ditemui di Sosrowijayan.Dipinggir jalan banyak terdapat Money Changer,warnet dan wartel,persewaan sepeda motor dan mobil,agen travel dan sebagainya.Bila lapar,kita bisa mendatangu warung yang dibuka warga kampung ini.Diujung gang pertama misalnya terdapat sebuah warung yang meski sederhana banyak di manfaatkan turis asing untuk mengisi perut.Masakannya berupa macam-macam oseng,mie goreng dan lauk pauk yang lezat.Beberapa resto juga menyediakan jenis masakan seperti steak dengan harga miring.

Menginjak malam Sosrowijayan semakin marak.Banyak anak muda berkumpul di tepi jalan sementara beberapa cafe menyediakan live music sebagai alternatif hiburan.Berpadu dengan suasana Malioboro,Sosrowijayan menjadi hidup.Sebuah warung kecil bertenda orange yang biasa disebut warga sebaia angkringan menjadi tempat bercengkerama yang asyik.Sambil bercakap kita bisa menikmati teh panas dengan wangi melati,wedang jahe hingga sate usus yang lezat.



Tugas Kelompok Jejak Berita :

- Bhaskoro Adypramono (153070239 )

- Muhammad Krista A.
(153070244)

- Ucha Fernandez (153070327)

- Nasru Zarra Alirais (153070332)

- Ridha Rezeqi Rahman (153070333)


- Debby Eka Sampitri (153070374)

Selasa, 19 Mei 2009

TAJUK RENCANA

laporan kekayaan Capres-cawapres.

Masa pemilihan presiden sudah dekat, beberapa pasangan calon telah mendeklarasikan
dirinya sebagai calon presiden dan wakil persiden . pasangan capres-cawapres itu antara lain
Susilo Bambang Yudhoyono-boediono, Megawati - Prabowo, Jusuf Kalla-Wiranto. Ketiga pasangan ini akan maju dalam pentas pemilihan preside mendatang ,sebelumnya mereka harus melalui tahapan tes kesehatan, tes psikologi, dan pemeriksaan kekayaan. Dari hasil pemeriksaan
kekayaan oleh KPK (komisi pemberantasan korupsi) Cawapres dari megawati , Prabowo Subianto telah melaporkan harta kekayaannya dalam Laporan Harta dan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) memperlihatkan bahwa kekayaan Prabowo berada pada urutan pertama kekayaan terbesar dari pada capres dan cawapres pesaingnya sebesar 1,7 triliun rupiah.DAna kekayaan Prabowo diperoleh dari aset perusahaan-perusahaan yang dimilikinya, selain itu diperoleh dari saham luar negrinya di eropa serta hasil dana pensiun militernya.Kekayaan JK Capai Rp 300 Miliar. Kekayaan calon presiden Jusuf Kalla mencapai sekitar Rp 300 miliar atau bertambah Rp 50 miliar dari data tahun 2007.SBY yang paling awal menyerahkan berkas LHKPN melaporkan kekayaannya sebesar 70 mliar rupiah.sedang megawatidan wiranto sedang menyusul untuk melaporkan kekayaannya. Siapapun bakal calon presiden dan wakil persidan terpilih mendatang kita harapkan tidak hanya berorientasi menambah kekayaan mereka tapi lebih memikirkan kesejahteraan rakyatnya, sesuai janji-janji mereka.
Ridha Rezeqi Rahman - 153070333

Rabu, 13 Mei 2009

POJOK

Mayday - 1 mei lalu dirayakan para buruh sedunia.

> apa yang dirayakan?? makan aja susah, padahal sudah kerja capek-capek.

SBY pinang Boediono, koalisi partai demokrat marah?

> Jeoulous nich yee....

KPU : Pilpres...pilpres...

> Golput : kisruh...kisruh...


ARTIKEL OPINI

Sekolah gratis , Si miskin sudah boleh sekolah.

Hari pendidikan nasional , yang kita peringati tepat pada tanggal 2 mei lalu dapat kita jadikan sebagai acuan refleksi terhadap cermin pendidikan yang ada di negara kita saat ini. dimana masih banyaknya terjadi kasus murid putus sekolah dengan alasan terhimpitnya ekonomi. Tidak dipungkiri, bahwa faktor ekonomi dan tingkat pendidikan seseorang sangat berkaitan erat. sebuah ungkapan " si miskin dilarang sekolah" menjadi sebuah goresan yang menyayat kalbu bagi kita mengingat 20 juta dari total penduduk kita merupakan keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan. Apa mereka tidak boleh sekolah?? menutup mata dan bersikap apatis ,menjadikan kita sebagai salah satu pemeran antagonis yang kejam dalam panggung pendidikan negara ini.Akhir-akhir ini pemerintah mencanangkan sekolah gratis disetiap daerah melalui depdiknas yang akan dikelola oleh pemerintah daerah setempat.Untuk merealisasikan kebijakan pendidikan gratis, pemerintah daerah diwajibkan menambah kekurangan biaya operasional dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bila Bantuan Operasional Sekolah dari Departemen Nasional belum mencukupi.Maret lalu Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo sudah meresmikan sekolah gartis dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Sumatera Selatan Kita selalu mendukung niat baik yang di jalankan secara maksimal , semoga saja implementasi dari konteks "gratis" bisa direalisasikan sebagaimana mestinya. tidak seperti pengalaman yang telah lalu , gratis tapi bersyarat. semoga saja dengan berjalannya program ini si miskin bisa bersekolah lagi agar bisa mencapai cita-citanya yang setinggi langit.

Oleh

Ridha Rezeqi Rahman - 153070333

Selasa, 12 Mei 2009

Pojok

POJOK

Antasari menjadi tersangka pembunuhan dengan alasan seorang perempuan.

  • Ketua KPK atau anak SMA?

Muhammad Krista A.
153070244

Artikel Opini

Kurangnya Kesadaran Lingkungan

Oleh : Muhammad Krista

Akhir – akhir ini sering sekali kita mendengar isu – isu tentang global warming semakin gencar disuarakan oleh berbagai pihak. Baik melalui kampanye – kampanye tentang lingkungan hidup, wacana atau iklan melalui media massa, bahkan para musisi juga tidak mau kalah untuk menciptakan lagu bertemakan tentang lingkungan. Tentu saja hal ini sangat positif untuk dilakukan. Namun apakah kita hanya mampu untuk menyuarakannya saja tanpa ada bukti nyata yang kita lakukan? Tentu saja akan lebih baik jika kita menggunakan prinsip “talk less, do more” bukan?

Global warming dalam Bahasa Indonesia berarti pemanasan global. Pemanasan ini bisa terjadi karena berbagai macam hal. Tidak hanya karena makin menipisnya pohon, efek rumah kaca, atau buang sampah sembarangan saja. Sebenarnya banyak hal – hal kecil yang tanpa disadari, kita telah berkontribusi dalam memicu global warming. Misalnya jika kita membuka pintu kulkas terlalu lama tanpa kita sadari kita juga telah berkontribusi dalam memicu global warming. Karena lapisan Freon dalam kulkas tersebut dapat menyebabkan makin menipisnya atmosfer pada bumi. Hal ini juga terjadi pada penggunaan hair dryer. Hal kecil lainnya adalah jika kita makan dan tidak menghabiskan makanan yang kita makan juga dapat memicu timbulnya pemanasan global yang semakin parah. Karena ternyata selain sampah plastik, sampah yang paling banyak ada di bumi adalah sampah makanan. Tentu hal tersebut jarang kita sadari bukan?

Dampak dari pemanasan global tentu saja sudah mulai kita rasakan sekarang. Cuaca yang semakin tidak menentu, mulai mencairnya sedikit demi sedikit lapisan gletser yang ada di kutub, dll. Apa yang akan terjadi jika lapisan gletser di kutub makin lama makin mencair? Tentu saja, bumi akan tenggelam. Bahkan para peneliti meramalkan, jika pemanasan global semakin parah, maka dalam kurun 100 tahun lagi atau bahkan kurang, bumi akan tenggelam dan anak cucu kita tidak mempunyai tempat tinggal lagi untuk hidup.

Dampak dari pemanasan global sudah kita rasakan, dampak jangka panjang pun juga sudah di depan mata. Namun pada kenyataannya, masih banyak masyrakat yang sepertinya masih tidak memiliki kesadaran untuk menyayangi llingkungannya. Mereka terkesan acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap hal ini. Gaya hidup modern pun juga membuat mereka tidak peduli pada lingkungan yang semakin hari semakin parah saja. Mereka hanya memikirkan masa sekarang dan tidak memperdulikan bagaimana nasib anak cucunya kelak. Padahal jika mereka tahu, suatu saat akan ada masa kita bernafas tidak gratis seperti sekarang ini. Kita harus membayar untuk bisa mendapatkan oksigen untuk bernafas. Akan ada masa dimana kita hanya akan minum 1 gelas air saja sehari atau bahkan tidak minum sama sekali (bukannya minum 8 gelas sehari seperti yang dianjurkan). Dan juga masa dimana bermain air di sungai atau meyirami tanaman di kebun adalah kenangan yang hanya dapat kita ceritakan pada anak cucu kita tanpa mereka dapat merasakannya. Mereka hanya akan terpukau dengan cerita kita.

Hal – hal tersebut diatas tentu akan semakin lama terjadi jika kita mau untuk llebih peduli pada lingkungan kita. Banyak hal – hal kecil yang dapat memicu pemanasan global semakin parah, namun banyak hal – hal kecil juga yang dapat kita lakukan untuk meminimalisrnya. Misalnya selalu membawa botol air minum sendiri, hemat inlistrik & air, menghabiskan makanan yang kita makan, sebisa mungkin membawa plastik sendiri jika berbelanja & menyimpan plastik yang masih dapat digunakan, memaksimalkan penggunaan kertas, menanam minimal 1 pohon di halaman rumah misalnya, menjaga emisi gas kendaraan kita, dll.

Kita hidup di satu rumah. Rumah kita adalah bumi. Jika tidak ada bumi, dimana lagi kita akan tinggal? Bumi adalah satu – satunya rumah kita semua, tidak hanya aku atau kamu yang wajib menjaganya. Namun kita semua penduduk bumi yang wajib menjaganya.


Muhammad Krista A.

153070244

Artikel Opini
Breakdance Di Yogyakarta Kini Sudah Dipandang Sebelah Mata
Memang, kebudayaan breakdance atau yang lebih familiar dengan tari kejang bukan berasal dari budaya Indonesia, budaya tersebut berasal dari Amerika sekitar 30 tahun yang lalu yang dipopulerkan oleh Rock Steady Crew yang sampai sekarang masih ada. Namun kita tidak bisa menghindar dengan adanya perkembangan zaman. Perlahan-lahan, budaya tersebut masuk ke Indonesia. Sebagai contoh adalah Yogyakarta, kota yang terkenal dengan kota pelajar dan kota budaya sudah terjamah oleh budaya breakdance atau tari kejang. Breakdance di Yogyakarta sudah berbeda dari 7 tahun yang lalu, bukan tim-timnya yang berbeda, tetapi event-event breakdance di Yogyakarta perlahan-lahan surut.
Hal ini tentunya membuat cemas para B-boy (sapaan untuk penari breakdance) karena mereka tidak bisa “unjuk gigi” di dalam event. Event-event yang berlangsung tidak lebih untuk menyalurkan sebuah bakat. Sekitar tahun 2002, event-event breakdance di Yogyakarta hampir tiap minggu diadakan, baik di mall-mall maupun di tempat-tempat terbuka. Tetapi sekarang, hal tersebut justru sudah berbalik, dalam setahun hanya sekali dua kali event breakdance diadakan, itupun tidak semewah dulu. Mungkin Event Organizer sudah memandang sebelah mata dan sudah tidak berminat lagi mengadakan event breakdance, padahal di balik semua itu, event ini berguna untuk menyalurkan bakat dan untuk menimbulkan sebuah penerus agar kebudayaan breakdance di Yogyakarta tidak dipandang sebelah mata dan kebudayaan ini tidak mati.

Nasru Zarra Alirais
153070332
Pojok
Fatwa MUI mengharamkan untuk merokok.
- Hanya menambah pengangguran saja kalau diharamkan, bagaimana nasib buruh pabrik rokok?
Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan saling menjatuhkan.
- Bersainglah secara sehat.

Nasru Zarra Alirais
153070332
Future
“Aku Tak Mengeluh Meskipun Ini Profesiku”
Rachmad Harun Syaifullah, pemuda berusia 20 tahun yang kerap disapa Ipul yang mempunyai profesi sebagai tukang parkir di Kopi Joss Malioboro yang baru 2 bulan sebagai tukang parkir. Pemuda lulusan SMA ini mengaku menjalani profesi sebagai tukang parkir karena tidak ingin menambah beban orang tua dan juga ingin belajar mandiri. Dalam waktu kerjanya pun cukup lama, dari pukul 16.30 sampai jam 01.00 dinihari, terkadang pun kalau pengunjung ramai bisa sampai jam 02.00 pagi. Pemuda ini juga menambahkan, ketika menjadi tukang parkir, hujan dan sepinya pengunjung merupakan kendala yang utama karena hal tersebut membuat setoran sedikit. Ipul bekerja sebagai tukang parkir sehari masuk sehari tidak, mendapatkan profesi sebagai tukang parkir diajak oleh Ketua Pemuda kampungnya yang kebetulan menjadi “bos” di lahan parkir Kopi Joss. Penghasilannya pun dibilang tidak banyak. “Pernah saya 6 hari kerja dan uang itu saya kumpulkan, jumlahnya hanya 206 ribu, sangat sedikit, tetapi ya tidak apa-apa, rezeki itu datang dari mana saja, dan saya tidak mengeluh berprofesi seperti ini” tambahnya.
Dalam kesehariannya, selain menjadi tukang parkir, pemuda ini juga bekerja sama dengan tiga orang temannya untuk berjualan es jus, Ipul mendapatkan modalnya dari hasil menabung, per orang bemodalkan 600 ribu. Berjualan es jus juga merupakan profesi Ipul selain menjadi tukang parkir. Usaha ini merupakan profesi Ipul sebelum menjadi tukang parkir, ketika mejadi tukang parkir pun Ipul masih berjualan es jus. “Siang saya erjualan es jus dan malamnya baru tukang parkir kok mas” imbuhnya. Pemuda ini menambahkan, jualan es jus terkadang juga rugi karena buah membusuk dan es mencair. Penghasilan Ipul dalam berjualan es jus, per orang mendapat 300 ribu per bulan. Hal ini dirasa Ipul selain sebagai tukang parkir dan penjual es jus, dari penghasilannya pemuda ini mengaku meskipun sedikit, tetapi dia senang karena sudah mampu mengurangi beban orang tua. “Saya tidak malu kok mas sebagai penjual es jus dan tukang parkir, yang penting uang yang saya dapatkan halal dan tidak menambah beban orang tua saya” tegas Ipul yang mengaku meminjam uang 100 ribu ke pacarnya karena uangnya kurang ketika akan membuka usaha es jus.

Nasru Zarra Alirais
153070332

Hard News
Kampanye Ajang Unjuk Gigi Partai Politik
Menjelang Hari H Pemilu 2009, semua partai politik yang mengikuti Pemilu 2009 saling berlomba-lomba mengkampanyekan partainya agar banyak mendapatkan suara. Dalam Pemilu 2009 ini, tidak sedikit partai yang mengembor-gemborkan visi dan misi partainya. Dalam kampanye Partai Demokrat di Yogyakarta, masyarakat pendukung partai Demokrat menyambut antusias, karena dalam kampanye tersebut langsung mendatangkan Presideb SBY yang sekaligus sebagai Ketua Partai Demokrat dan juga mendatangkan artis-artis ibukota.
Tidak hanya itu, partai-partai politik mengkampanyekan melalui spanduk-spanduk, baliho dan lain-lain. Karena tidak ingin kalah, partai-partai politik berlomba-lomba beriklan dan berkampanye di masyarakat, banyak juga cara untuk merangkul massa, seperti contoh adalah bakti sosial baik sandang maupun pangan. Hal tersebut tidak lebih untuk merangkul massa agar nantinya disaat Pemilu memilih partai tersebut.


Soft News
Biro Iklan Laku Dalam Masa Kampanye Partai Politik
Dalam Pemilu kali ini yang masing-masing partai politik berlomba-lomba menyuarakan visi dan misi partainya agar nantinya menang dalam Pemilu, peran biro iklan tidak bisa ditinggalkan. Di pinggir-pinggir jalan banyak dijumpai spanduk-spanduk, baliho-baliho partai politik, tentunya hal ini sangat menguntungkan biro iklan.
Biro iklan sendiri mendapatkan omset yang besar ketika mendapat order dari partai politik untuk mengiklankan partainya baik melalui spanduk ataupun baliho.

Nasru Zarra Alirais
153070332

Senin, 11 Mei 2009

Artikel Opini dan Pojok

Artikel Opini


"Pendidikan Indonesia Memprihatinkan"

Sistem pendidikan saat ini seperti lingkaran setan. Jika ada yang mengatakan bahwa tidak perlu UN (Ujian Negara ) karena yang mengetahui karakteristik siswa di sekolah adalah guru. Pernyataan tersebut betul sekali, namun pada kenyataannya di lapangan, sering kali saya lihat nilai rapor yang dimanipulasi, jarang bahkan mungkin tidak ada guru yang tidak memanipulasi nilainya dengan berbagai macam alasan. Kasihan siswanya, supaya terlihat guru tersebut berhasil dalam mengajar, karena tidak boleh ada nilai 4 atau 5 di rapor dan lain sebagainya.

Mengapa guru bersikap demikian, mengapa nilai siswa-siswa banyak yang belum tuntas, salahkah guru? Jawabannya bisa ya bisa tidak. Bisa ya karena mungkin guru tersebut tidak memiliki kompetensi mengajar yang memadai. Bisa tidak, karena sistem pendidikan Indonesia mengharuskan siswa mempelajari bidang studi yang terlalu banyak. Rata-rata bidang studi yang harus mereka pelajari selama satu tahun pelajaran adalah 16 bidang studi, dengan materi untuk tiap bidang studi juga banyak, dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.

Terus terang dalam hal ini saya lebih senang menyalahkan sistem pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan kita terlalu memaksa anak untuk dapat menguasai sekian banyak bidang studi dengan materi yang sedemikian banyak, yang selanjutnya membuat anak merasa tertekan/stress yang dampaknya membuat mereka suka bolos, bosan sekolah, tawuran, mencontek, dan lain-lain. Yang pada akhirnya mereka tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik, nilai mereka kurang padahal sudah dilakukan remedi, dan supaya dianggap bisa mengajar atau karena tidak boleh ada nilai kurang atau karena kasihan beban pelajaran siswa terlalu banyak, kemudian guru melakukan manipulasi nilai rapor. Nilai rapor inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh beasiswa atau melanjutkan kuliah atau ikut PMDK dan lain sebagainya. Tahukah siswa akan kenyataan pahit ini? Lalu apakah UN solusi untuk melihat kemampuan siswa? Bukan, karena UN tidak adil, bahwa kemampuan siswa tidak dapat distandarisasi.


Saya yakin Allah menciptakan manusia tidak ada yang bodoh, yang ada adalah kita terlambat mengetahui kecenderungan kompetensi mereka. Dari kecil mereka sudah dikondisikan kalau tidak boleh dibilang dipaksa, untuk melakukan atau mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan psikologi mereka.


Kembali lagi dengan masalah UN, kompetensi manusia tidak bisa distandarisasi dan dirangking, semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalaupun mau dipaksakan ada standarisasi, sistem pendidikan Indonesia diperbaiki terlebih dahulu, standarisasi dikenakan pada kelompok yang memiliki kompetensi dasar sama, itu baru adil.


Sesungguhnya banyak sekali pemerhati pendidikan di Indonesia yang sudah menyadari hal ini, banyak sekali tulisan-tulisan mereka, baik pada artikel-artikel pendidikan, bahkan buku-buku pendidikan. Namun pemerintah seolah menutup mata akan ide-ide cemerlang mereka. Sistem pendidikan kita adalah alat pemuas kebutuhan pemerintah, dan orang tua, bukan sistem yang dibuat sesuai kebutuhan siswa. Siswa secara tidak sadar dibelenggu oleh pemikiran-pemikiran yang ditanamkan orang tua dan pemerintah bahkan guru, padahal mereka manusia merdeka yang bebas menentukan nasibnya sendiri.

Beberapa tahun terakhir ini, beberapa teman mulai menerapkan home schooling pada anak-anak mereka. Seorang teman melakukannya karena permintaan putranya yang berusia 14 tahun, karena si anak merasa sekolah membosankan, menghabiskan waktu dan tidak dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya. Tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, oleh karenanya dia memutuskan untuk tidak bersekolah. Dia lebih tertarik tenggelam dalam buku-buku bacaannya. Bersyukurlah si anak karena dia memiliki orang tua yang bisa mengerti bahwa sekolah bukan satu-satunya jalan untuk mencerdaskan anaknya.


Ternyata banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh seorang siswa, terlepas apakah orang tua bisa mengerti ataupun tidak keinginan putra-putrinya. Tidak bersekolah memang keputusan yang sangat berat, berbagai macam keberatan akan muncul, bagaimana dengan diskusi, bagaimana dengan penyamaan persepsi terhadap suatu permasalahan. Jika tidak bersekolah, bagaimana dapat menemukan lingkungan yang kondusif untuk belajar, atau yang lebih umum, karena bangsa kita adalah bangsa yang gila,gengsi dan gelar,bagaimana dengan pekerjaan, jika tidak punya gelar.

Jika memang tetap sekolah yang akan dijadikan satu-satunya alat untuk mencerdaskan seseorang, maka sistem pendidikan Indonesia harus diubah. Tidak boleh memaksakan siswa, kurikulum disesuaikan dengan kompetensi dasar masing-masing siswa. Bidang studi yang diajarkan tidak terlalu banyak dan materi untuk tiap bidang studi disesuaikan dengan perkembangan siswa. (unsur-unsur) seperti fasilitas pendidikan dan kesejahteraan guru mestinya ikut ditingkatkan. Subsidi pendidikan diperbesar, pungutan dan pemotongan dana dan lain-lain dihapuskan.

Bagi siswa yang berani mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan sekolahnya, yang menyadari bahwa UN bukan segala-galanya, yang menyadari bahwa belajar bisa dimana saja sesuai dengan keinginan, minat dan kebutuhannya, salut buat mereka. Percayalah gelar bukan jaminan keberhasilan seseorang,banyak sarjana menganggur, belum menyadari apa keinginan dan minat mereka, karena selama ini disadari atau tidak mereka telah dijadikan robot sistem pendidikan Indonesia.

POJOK


"Mencoblos kok jadi Mencontreng"

Dalam kamus bahasa Indonesia kata mencontreng itu tidak ada,tapi klo mencoblos dalam kamus bahasa Indonesia ada,apa pemerintah sekarang ingin membodohi rakyatnya ??




NAMA : DEBBY EKA SAMPITRI
NIM : 153070374

Kamis, 07 Mei 2009

POJOK dan ARTIKEL OPINI

POJOK

Ditahun 2009 dibilang SD-SMP gratis gak dipungut biaya sekolah.

-tapi kenapa masih banyak anak-anak yang ngamen di lampu merah??

ARTIKEL OPINI

WARGA YOGYA TERSINGKIR
 
Banyak usaha yang berdiri dikota Yogyakarta ini, dan hampir sebagian usaha yang didirikan menuai kesuksesan. Namun ternyata dibalik kesuksesan tersebut sangat ironis. Kenapa ironis? dikarenakan pemilik usaha-usaha yang bertebaran di Yogyakarta ternyata usahawan dari luar kota Yogyakarta. Lalu apa masalahnya,dengan mereka membuka usaha jelas saja kemanakah warga Yogya? mereka menjual tanahnya,menjual rumahnya untuk para usahawan luar tersebut untuk dijadikan warung makan misalnya. Lalu warga Yogya yang menjual tanah atau rumah tersebut tinggal jauh dari kota. DiYogyakarta namun ternyata banyak yang menuai sukses bukan orang Yogya itu sendiri.

Kalau memang dengan adanya usaha yang berdiri dapat membantu warga Yogya dengan menjadi karyawan atau sebagainya,namun pada kenyataan sebagian besar yang berkerja pun ternyata juga bukan warga asli Yogyakarta, tapi memang tidak semua seperti itu. Timbulah pertanyaan apakah warga Yogya sendiri tidak yang bisa ber usaha? justru itu banyak usahawan dari luar yang mencontoh dari Yogya sendiri untuk membuka usaha-usaha. Karena dana yang kuat yg dimiliki usahawan dari luar Yogya maka mereka dengan mudah untuk membangun sebuah usaha. 

Apakah dalam beberapa tahun kedepan Yogyakarta akan mengalami perubuhan budaya dengan banyaknya pendatang yang menetap di Yogyakarta? ya! Yogyakarta membuat kaya orang yang berasal dari luar Yogya walau berimbas dengan makin tersingkirnya warga Yogya itu sendiri.

Nama : Ucha Fernandez
NIM/kelas : 153070327/B




Rabu, 06 Mei 2009

Feature

WELCOME BACK JIMOS

Skateboard dan beberapa elemen disekitar kehidupan dapat mengubahnya hingga menjadi seorang skateboarder yang memiliki ciri khas. Now he got style, low and good person and trying to be a good skateboarder. Keramahan serta gaya bicaranya yang halus dan sopan memang tidak seseram wajahnya, gaya bermain skate yang santai dan smoot menjadi kelebihannya, itulah Jimos skateboarder asal Yogyakarta yang sempat menghilang dari keeksis-annya di dunia skaterboard dan kini perlahan muncul kembali kepermukaan...welcome back Jimos.


Pria bernama lengkap Sulistyo Nugroho ini sewaktu kecil sudah merasakan susahnya cari uang. Waktu liburan selama sebulan ia manfaatkan untuk ikut dengan kakaknya bekerja sebagai kuli bangunan. “ ditawarin kerjaan itu ya udah ambil aja, dari pada gak ada kerjaan..” ungkapnya. Setelah lulus kuliah ia tak mampu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga keadaan tersebut ia pergunakan untuk mencari pekerjaan. Setelah mencari informasi sana sini,akhirnya ia mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga rental VCD. Walaupun gajinya tak seberapa, ia tetap menekuni pekerjaan tersebut. Beberapa waktu kemudian ia mendapatkan tawaran untuk bekerja sebagai penjaga warnet yang kebetulan warnet tersebut baru membuka cabang. Sambil menyelam minum air, ungkapan tersebut dapat menggambarkan keadaan ia saat itu. Karena ia bisa download film skate gratis sambil menjalankan tugasnya sebagi penjaga warnet. Setelah mengundurkan diri menjadi karyawan warnet tersebut ia menjadi penjaga distro dan pekerjaan tersebut ia jalani sampai sekarang.

Hobinya bermain skate muncul saat Jimos melihat temannya bermain sebuah papan dan bisa muter – muter. Pria yang pernah disapa uka – uka ini akhirnya mencoba untuk bermain skate. Saking hobinya dengan skate, sampai – sampai ia menjual hapenya untuk membeli papan yang lebih bagus, dengan harapan cara bermainya juga bertambah bagus.
Pria jantan bertubuh tambun yang pernah disapa Blanka gara – gara wujudnya mirip dengan tokoh kartun keluaran Capcom ini cukup lama menghilang di dunia skateboard karena sibuk bekerja. Tetapi rasa penasaran dengan trik – trik skate yang ingin di coba akhirnya ia kembali bermain skate lagi. Sampai akhirnya Jimos mendapat Sponsor papan skate dengan brand lokal, yaitu Hello Skateboard. Hello Skateboard juga menyeponsori Muhammad Krista dan Bara yang juga teman bermain skate. Tidak hanya sponsor papan yang ia dapatkan, sponsor pakaian dan aksesoris juga ia raih. Brandnya juga lokal yaitu E.A ( Enviromental Alasca ).

Dunia skateboard di Indonesia sudah maju dengan pesat hingga sekarang. Tetapi tidak didukung dengan kekompakan dan kesolidan tiap tim yang berada di masing – masing kota. Di jogja kurang lebih keadaannya juga sama dengan kota – kota yang lain. Sulistyo Nugroho berharap untuk para skater yang berada di Yogya khususnya untuk lebih menjalin kekompakan dan kesolidan, karena untuk memajukan dunia skateboard sangat membutuhkan kekompakan dan kesolidan tiap kelompok.



Data Diri :

Nama Lengkap : Sulistyo Nugroho
Nama Panggilan : Jimos, Uka – Uka, Blanka
Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 21 April 1983
Pekerjaan : Karyawan
Postur Tubuh : 168 cm / 78 kg
Skate Style : Hip Hop
Sponsor : Hello Skateboard, E.A ( Enviromental Alasca )


Tugas Penulisan berita, di buat oleh :
Baskoro Ady Pramono ( 153070239 )

Selasa, 05 Mei 2009

Tajuk Rencana

Semua Ngotot Ingin Jadi Presiden

Semua partai sudah disibukkan dengan kegiatan untuk membangun koalisi. Seolah-olah hasil penghitungan sementara yang baru mencakup sekitar 8 persen suara sesuai dengan quick count, sudah dianggap final. Mengesankan, bahwa angka persentase itu sudah diperlakukan sebagai landasan untuk membangun koalisi. Kalau nanti penghitungan manual yang akan dijadikan keputusan resmi berbeda, bisa saja mengganggu formula koalisi. Semua calon yang yang ikut berkoalisi berlomba-lomba untuk mengatur rencana dan membentuk formasi dalam koalisi presiden. Baik itu bekerja sama dengan calon dari partai lain maupun calon dari partainya sendiri. Calon- calon tersebut mempunyai ambisi besar dalam menempati kursi presiden. Bahkan banyak formasi yang ditawarkan karena tidak banyak pihak yang mau, hanya menjadi wakil presiden saja. Hal ini menimbulkan banyak persepsi yang bermacam- macam terhadap koalisi presiden saat ini.

Semua calon yang ikut berkoalisi seakan- akan tidak ada yang bersedia menjadi wakil presiden. Semua optimis akan mendapatkan suara terbanyak dan ngotot ingin menjadi presiden. Walau banyak partai yang kurang mendapatkan dukungan dalam pemilihan legislative, namun mereka tetap optimis maju mencalonkan dirinya dan yakin bahwa hasil dari pemilihan legislative tersebut tidaklah mempengaruhi hasil dari pemilihan presiden mendatang. Mereka beranggapan kalau yang bertanding yakin kalah, tentu tak akan bertanding, dan sebaliknya.

Optimis dalam suatu hal itu perlu, namun kita sebagai mahluk sosial juga tidak boleh bersikap egois dan memaksakan kehendak. Sebab banyak orang lain juga yang mempunyai hak yang sama pula dengan kita. Dalam upaya memajukan bangsa kearah yang lebih baik, kita tidak boleh beranggapan kita saja yang mempunyai suara paling benar. Kita harus mau menerima masukan dan memberikan kesempatan agar terjalin suatu perkembangan yang lebih baik. Semua calon memang ingin menjadi presiden, namun siapakah yang akan melengkapi hal tersebut. Suatu sistem tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak terlengkapi dan tidak adanya kerjasama yang saling membantu.

Muhammad Krista A.

153070244

feature

Menyekolahkan Anak Dari Sebungkus Nasi Kucing

“Saya merasa bahagia apabila anak- anak saya pulang dan berkumpul bersama”, ujar Ibu Supiyah seorang pedagang angkringan yang biasa berjualan di depan Hotel Garuda Malioboro.

Pada siang hari itu, terik matahari seolah membuat jalanan sekitar Malioboro menjadi gersang dan panas. Seorang ibu berusia 68 tahun rela berjualan dibawah teriknya sinar matahari yang menyengat dan hanya berlindungkan sebuah terpal kecil yang tipis. Beliau adalah Ibu Supiyah yang berjualan angkringan di depan Hotel Garuda Malioboro. Setiap harinya ibu dari ketiga anak ini rela menuntun gerobak angkringannya dari tempat penitipan hingga Jalan Malioboro yang jaraknya tidaklah dekat. Dari Jam5 pagi beliau sudah harus membuka dagangannya agar mendapatkan banyak pembeli. Walau banyaknya pedagang angkringan yang berjualan di sepanjang Jalan Malioboro, beliau tidak menganggap hal tersebut sebagai suatu persaingan. Beliau beranggapan apabila memang sudah rejekinya, pasti akan datang sendiri.

Bekerja sebagai pedagang angkringan bukanlah pilihan, namun apa mau dikata. Tingkat Pendidikan yang rendah serta kurangnya modal menjadi suatu alasan utama Ibu Supiyah memilih untuk berdagang angkringan. Tiap harinya Ibu Supiyah berdagang dari jam5 pagi hingga 5 sore. Apabila Ibu Supiyah tidak menutup dagangannya pada jam 5sore, maka pihak dari Satpol PP tidak segan- segan untuk menyita gerobak serta barang dagangan Ibu Supiyah. Dari berjualan angkringan ini Ibu Supiyah hanya mendapat keuntungan yang sedikit. Suaminya yang juga hanya bekerja sebagai tukang becak, yang biasa mangkal di sekitar Jalan Malioboro pun juga tidak bisa menopang biaya kebutuhan rumah tangga mereka, sehingga jalan inilah yang dipilih oleh kedua suami istri tersebut. Keluarga yang berasal dari Kota Klaten ini rela mengontrak rumah di Jogja dengan situasi yang seadanya, hanya untuk mencari sesuap nasi.

Namun dari perjuangan Ibu Supiyah dan suami yang tidak mengenal lelah dalam mencari nafkah ini, mereka dapat menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi. Ibu Supiyah merasa bersyukur karena dapat menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus perguruan tinggi, dan kini mereka dapat menghidupi dirinya sendiri dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Diantaranya anak kedua dan ketiga mendapatkan pekerjaan sebagai perawat di suatu rumah sakit dan menjadi maestro mobil di kota Semarang. Sedangkan anak yang pertama yang juga lulusan D3 Kampus UNY, sudah menikah dan bekerja sebagai pegawai suatu perusahaan swasta. Namun Ibu Supiyah juga harus mau menerima konsekuensi dari kesuksesan ketiga anaknya. Beliau harus rela berpisah dengan anak- anaknya karena mereka harus bekerja di luar Jogja. Ibu Supiyah selalu menantikan saat- saat dimana keluarga mereka dapat berkumpul bersama, karena maklum anak- anak mereka mempunyai jadwal pekerjaan yang padat, sehingga tidak mempunyai waktu untuk menemui kedua orang tuanya. Meskipun ketiga anaknya dapat memenuhi kebutuhan orang tuanya, namun Ibu Supiyah dan suami tidak mau bergantung dari penghasilan anaknya. Mereka tetap ingin berdagang angkringan dan menjadi seorang tukang becak.

Muhammad Krista A.

153070244

Tajuk Rencana

" KOALISI HILANGKAN HARGA DIRI PARTAI"

Partai-partai menjelang PilPres yang akan diadakan pada 9 juli mendatang ini,disibukkan dengan koalisi penentuan wakil presiden . Kesan yang ditimbulkan seolah-olah tidak ada lagi harga diri dari tiap partai demi kekuasaan semata.

Pada tanggal 9 Juli 2009 nanti adalah penentuan siapa yang akan berlaga menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Kita lihat lagi pemilu yang diadakan 9 April lalu. Demokrat berhasil mengambil hati rakyat dengan banyak mendapatkan kursi di DPR, Disusul dengan PDI-P dan Golkar,tetapi lagi-lagi wajah-wajah lama yang menghiasi rona pemerintahan kita. Hilangnya harga diri demi 5 tahun kekuasaan pun bukanlah lagi menjadi kendala. Kita sempat mendengar rencana akan diadakannya lagi duet SBY-JK, tetapi SBY segera canangkan syarat-syarat menjadi Wakil presiden yang dimana didalam syarat tersebut jauh dari JK. Disusul lagi dengan tampilnya Megawati-Prabowo subianto-Wiranto yang diduga akan mengadakan koalisi,tapi PDI-P sendiri masih bingung menetapkan pilihan. Lalu pertemuan Taufik kieamas dengan JK,isu yang beredar akan terjadi koalisi besar antara PDI-P dengan Golkar. Dan yang terjadi baru-baru ini, akan adanya koalisi Golkar dengan Hanura pun merebak luas.

Dari sinilah kita bisa melihat bahwa tidak ada lagi harga diri dari tiap partai untuk mencari dukungan suara. Bahkan segala cara pun dihalalkan.



NAMA : DEBBY EKA SAMPITRI

NIM : 153070374

PAN KOALISI DENGAN DEMOKRAT
Partai PAN akhirnya berkoalisi dengan Partai Demokrat dalam Pilpres 2009. Hal ini dinyatakan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Rakernas pun memutuskan mendukung Hatta Radjasa dari Partai PAN untuk menjadi calon wakil presiden untuk berpasangan dengan Susilo Bammbang Yudhoyono (SBY) dari Partai Demokrat.
Rakernas yang diadakan di Yogyakarta ini dianggap merupakan Rakernas yang terakhir dan bersifat final yang membahas agenda koalisi Pilpres 2009, seperti yang dikatakan Patrialis Ketua DPP PAN. Namun di balik itu, hal tersebut berlawanan dengan Soetrisno Bachir Ketua DPP PAN, yang menyatakan bahwa Rakernas akan diadakan 2 kali.
Menanggapi hal tersebut, Rakernas memang sebaiknya dilakukan 2 kali, karena fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tidak selalu statis dan perlu melihat perkembangan dinamika yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut juga sering dilakukan oleh partai-partai lain dan merupakan hal biasa dan tidak perlu diperdebatkan, sesungguhnya hal ini dilakukan untuk menemukan yang terbaik, karena siapapun Presiden dan Wakil Presiden yang nantinya terpilih dalam Pilpres 2009 merupakan sebuah harapan baru yang lebih baik untuk negara kita sendiri dan juga untuk kehidupan mayarakat.
Nasru Zarra Alirais
153070332

Senin, 04 Mei 2009

TUGAS FEATURE

"Kisah pemuda yang menghabiskan waktu untuk mencari nafkah""

Banyak pedagang yang berjualan ditempat wisata belanja diJogjakarta, yang sangat terkenal yaitu Malioboro. Beragam merchandise oleh-oleh khas Jogja yang dijual disitu.
Salah satu penjual diMalioboro yang membuka kios atau dagangan kaos yang bernama Eko, seorang remaja berumur 20 tahun tamatan STM yang telah kehilangan waktu bermainnya karena menjaga kios kepunyaan pamannya. Eko sendiri sudah menjaga kios kepunyaan pamannya itu semenjak umur 15 tahun, karena factor ekonomi keluarga yang mengharusakan Eko untuk mencari uang saku tambahan sendiri. Dulu kios milik pamannya tidak menjual kaos, melainkan pernah menjual perak dan kacamata namun yang paling laku adalah berjualan kaos seperti sekarang ini. Keseharian Eko setelah tamat STM hanya menjaga kios milik pamannya, tidak ada kegiatan lain, mulai dari 10 pagi sampai 9 malam. Uang yang didapat pun tidak seberapa, karena dari 1 penjualan kaos Eko hanya mendapat Rp.2500,00 dan upah dari pamannya yang tidak tentu. Terkadang Rp.10.000,00 atau Rp.20.000,00. namun ini hanya sebagai batu loncatan ujar Eko. Karena Eko sendiri adalah lulusan tehnik di STM tempat dia bersekolah dulu.
Penjualan kaos yang tidak menentu, kadang sehari 5 kaos terjual dan terkadang tidak terjual satupun, ketika musim libur Eko mendapatkan panen yang luar biasa, sehari bisa terjual 100 kaos tutur Eko, bahkan ada turis manca yang juga membeli di kios Eko. Dan Eko biasanya sering salah paham terhadap turis manca dikarenakan factor bahasa inggris yang kurang mahir.”lha wong jowo dikon bahasa inggris kelakar Eko.”yang disambut gelak tawa beberapa temannya yang kebetulan menemani Eko menjaga kios. Lalu Eko pun sedikit mengeluh karena tidak ada waktu untuk bermain dan pacaran. Lagi-lagi faktor ekonomi yang membuat Eko harus membanting tulang melewati masa mudanya untuk mencari nafkah.

Nama : Ucha fernandez
NIM : 153070327

Jumat, 01 Mei 2009

Tugas feature news

"DUDUK DAN MENGAYUH"

Saya Hanya ingin keluarga saya dapat hidup dengan layak,”ucap Sutrisno seorang tukang becak pada kesempatan wawancara di malioboro,minggu (19/04).
Lelaki kelahiran 35 tahun silam ini,sudah 5 tahun bergelut dengan hiruk pikuk suasana malioboro sebagai sorang tukang becak,sebelumnya ia seorang tukang parkir dan pengrajin aksesoris dari bahan kulit sebagai sampinganny,namun apa di kata,lagi-lagi karena dengan alasan penghasilan seorang tukang parkir tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Menjadi seorang tukang becak sebenarnya bukanlah pilihan yang ingin ia pilih tetapi apa yang mau dikata pendidikannya yang sampai smp membuat dia tidak banyak pilihan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak.Sebenarnya ia bercita-cita ingin mengembangkan usaha kerajinan kulit tapi lagi-lagi terbentur masalah modal jadi niatnya itu hanya tinggal angan-angan.barang-barang kebutuhan pokok yang semakin melonjak,membuat bapak 2 anak ini harus pandai memutar otak bagaimana cara memenuhinya,sehingga mau tak mau demi membantu menopang ekonomi keluarga istri dari bapak sutrisno ikut bekerja menjadi sebagai penjaga toko pakaian yang secara kebetulan lokasinya bekerja tak jauh dari tempat sang suami biasa mangkal.
Rasa jenuh dan putus asa bukannya tak kerap dialami lelaki ini selama menjalani propesinya.namun terdorong semangatnya sebagai kepala rumah tangga yang punya tanggung jawab terhadap keluarganya,ia rela menjalaninya.Rasa jenuh dan bosan sering ia tepis dengan bergaul dan sekedar mngobrol dengan teman sesama profesi sembari menunggu pelanggan.
Tak membawa uang sepeserpun bukan hal yang asing lagi yang pernah di alaminya,seharian mangkal dari jam 6 pagi sampai jam 8 malam tak jarang hasilnya nihil,tetapi jika sedang beruntung ia bisa mendapatkan lima sampai 6 orang pelnggan perhari dengan penghasilan 30 sampai 50 ribu.”Ya saya ikhlas saja mba,selama pekerjaan itu masih halal,bagi saya seberapapun hasilnya tidak jadi masalah karena saya yakin rezeki sudah ada yang ngatur.” Ujar lelaki yang dinilai pendiam namun ramah ini oleh rekan-rekan seprofesinya.

NAMA : DEBBY EKA SAMPITRI
NIM : 153070374